Sabtu, 27 Mei 2017

JALUR TETES TEBU MADUKISMO

JEJAK NIS DI PABRIK GULA MADUKISMO

            Jika peribahasa mengatakan ada gula pasti ada semut maka dalam dunia perpabrikgulaan berlaku peribahasa ada pabrik gula, pasti ada jalur kereta api. Begitulah kiranya peribahasa yang bisa menggambarkan kondisi zaman dulu. Dahulu perkembangan alat transportasi masal memang tidak semasif saat ini. Pada pertengahan abad 18 alat transportasi masal yang cukup popular dan dianggap modern adalah kereta api. Kereta api pula yang menjadi andalan bagi industri gula dalam menggerakkan roda ekonomi sekaligus distribusinya.
            Hampir semua wilayah di Indonesia khususnya di Pulau Jawa yang memiliki titik-titik industri gula selalu terhubung dengan jalur kereta api. Sebagai contoh adalah jalur kereta api yang dibangun NIS dari Stasiun Yogyakarta hingga Halte Sewugalur. Jalur tersebut merupakan jalur percabangan yang mulai dibangun pada tahun 1895 seiring dengan pesatnya pertumbuhan industri gula di wilayah Yogyakarta.
            Disepanjang jalur tersebut banyak berdiri bangunan stasiun dan halte sebagai tempat untuk mengangkut penumpang sekaligus percabangan jalur menuju pabrik-pabrik gula yang tersebar di wilayah tersebut. Tercatat pernah ada empat pabrik gula yang pernah berdiri di petak jalur kereta antara Stasiun Yogyakarta hingga Halte Sewugalur. Pabrik gula tersebut diantaranya adalah: PG Padokan (sekarang Madukismo), PG Bantul (sudah hancur), PG Gesikan (sudah hancur), dan PG Sewugalur (sudah hancur).

Persebaran Pabrik Gula di Wilayah Yogyakarta
Sumber: Universiteit Leiden

            Pada artikel ini saya akan membahas mengenai sisa-sisa jalur percabangan antara Stasiun Winongo hingga Pabrik Gula Padokan (Madukismo). Seperti yang telah saya jelaskan diatas bahwa setiap pabrik gula pasti terhubung dengan jalur kereta api guna mengangkut hasil industrinya. Begitu juga dengan Pabrik Gula Padokan (Madukismo) yang terhubung dengan Halte Winongo Bantul.

Percabangan Jalur dari Halte Winongo menuju SF Padokan
Sumber: kitlv.nl

SF Padokan
Sumber: kitlv.nl

            Sedikit berbicara mengenai sejarah Pabrik Gula Madukismo, pabrik ini dahulunya bernama Pabrik Gula Padokan yang merupakan satu dari tujuh belas pabrik gula yang pernah berdiri di wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada masa agresi militer Belanda dua, pabrik ini dibumihanguskan bersamaan dengan pabrik-pabrik gula lainnya. Hal ini bertujuan untuk mencegah diambilnya kembali pabrik gula oleh tentara Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia.
            Pada tahun 1955 atas prakarsa dari Sri Sultan Hamengku Buwono IX  didirikanlah Pabrik Gula Madukismo yang berlokasi tepat dibekas Pabrik Gula Padokan di Tirtonirmolo Kasihan Bantul. Pendirian pabrik gula ini dimaksudkan untuk menolong rakyat yang banyak kehilangan pekerjaan akibat banyaknya pabrik gula yang dibumihanguskan pada masa itu.

Pabrik Gula Madukismo
Sumber: google

            Penelusuran saya dipercabangan jalur kereta api dari Halte Winongo menuju Pabrik Gula Madukismo ini berdasarkan peta lawas buatan Belanda. Jaraknya tidaklah terlalu jauh, mungkin hanya sekitar dua kilometer. Dari Halte Winongo penelusuran saya mulai dengan masuk kesebuah gang disisi timur Halte. Dititik tersebut bekas jalur kereta memang sudah tidak terlihat dikarenakan sudah tertimbun oleh rumah-rumah penduduk. Namun setelah menelusuri lebih jauh, akhirnya saya menemukan beberapa bekas jalur kereta yang masih utuh sedikit tertimbun rumah warga. Bekas besi rel tersebut mengarah kearea persawahan menuju pabrik gula.

Halte Winongo

Bekas Jalur Kereta Menuju PG Madukismo

Bekas Rel Tertimbun Rumah Warga

            Disebuah persilangan jalan ditengah sawah saya menjumpai bekas jalur kereta yang masih utuh dengan beberapa tiang tertancap disekitarnya. Jalur tersebut kemudian mengarah ketengah sawah menuju PG Madukismo. Memang bekas rel kereta sudah sedikit yang bisa ditemukan. Akan tetapi bekas gundukan tanah jalur kereta api masih bisa kita saksikan dengan jelas. Rail ban tersebut kini dijadikan warga sebagai jalan setapak.


Bekas Rel yang Masih Utuh

Rel Mengarah ke Pabrik Gula  Madukismo

            Sebelum memasuki area pabrik gula, terdapat sebuah tiang sinyal yang masih tertancap disebuah titik yang dulunya merupakan persilangan dengan jalur lori milik PG Madukismo. Dititik tersebut hanya bekas rel lori saja yang masih utuh, sedangkan bekas rel kereta apinya sudah hilang tak berbekas. Rencananya jalur lori yang ada dititik tersebut akan digunakan sebagai jalur wisata, akan tetapi hingga detik ini rencana tersebut hanyalah rencana yang tidak kunjung terealisasi.


Bekas Jalur Kereta Menghadap Halte Winongo


Tiang Sinyal yang Tersisa


Bekas Jalur Lori yang Tersisa

Jalur Kereta Masuk ke Area Pabrik Gula Madukismo


Lori Tebu PG Madukismo


Area PG Madukismo

 ------------------------------------------------------------------------------------------------------
PRIMA UTAMA / 2017 / MAIL: primautama@ymail.com / WA: 085725571790 / INSTA: @primautama  





















2 komentar: